Cara Aplikasi Biokonversi Pupuk Organik Untuk Semua Tanaman

Biokonversi merupakan pupuk organik cair yang berbahan aktif mikroorganisme (bakteri baik) hidup dan dilengkapi dengan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk Biokonversi berperan untuk menyediakan unsur hara tanah dan menstimulasi tersedianya nutrisi dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat tumbuh subur dan menghasilkan produksi. Cara aplikasi Biokonversi pada berbagai jenis tanaman sangatlah mudah yaitu cukup dengan teknik penyemprotan atau kocor langsung.

Untuk anda yang tertarik untuk menggunakan Pupuk Biokonversi pada tanaman yang anda budidayakan. Silahkan simak ulasan tentang Cara aplikasi Biokonversi pada berbagai jenis tanaman berikut ini.

Cara Aplikasi Biokonversi

Cara Aplikasi Pupuk Biokonversi

Cara aplikasi Biokonversi dapat dilakukan dengan teknik penyemprotan dan kocor dengan menggunakan dosis yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Selain itu pupuk Biokonvers juga dapat digunakan untuk merendam benih sebelum penyemaian. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi Biokonversi selama perawatan tanaman adalah sebagai berikut:

  • Teknik Aplikasi
Teknik aplikasi pupuk organik Biokonversi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penyemprotan dan kocor. Teknik penyemprotan sangat cocok dilakukan pada tanaman muda atau tanaman musiman dengan pohon tidak terlalu tinggi atau mudah dijangkau untuk penyemprotan. Sementara aplikasi dengan teknik kocor sangat cocok untuk tanaman dengan pohon keras atau tanaman jangka panjang yang memiliki ukuran pohon yang tinggi dan tidak terjangkau dengan penyemprotan.
  • Dosis Aplikasi

Dosis aplikasi Biokonversi berbeda-beda tergantung dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Tentu saja perbedanan dosis ini sangat wajar mengingat jumlah kebutuhan nutrisi tanaman berbeda-beda. Adapun dosis aplikasi pupuk biokonversi berdasarkan jenis tanaman adalah sebagai berikut:

  1. Tanaman Pangan menggunakan dosis 20 Liter selama masa tanam. 1 Liter Pupuk Biokonversi dilarutkan dalam 50 liter air lalu diaplikasikan secara merata pada tanaman.
  2. Tanaman buah-buahan semusim menggunakan dosis 4 liter per aplikasi. 1 Liter pupuk biokonversi dicampurkan dengan air dan diaplikasikan pada tanaman.
  3. Tanaman buah dan tanaman perkebunan tahunan menggunakan dosis 20 liter per alikasi. 1 Liter pupuk biokonversi dilarutkan dalam 35 liter air selanjutnya diaplikasikan pada tanaman.
  4. Tanaman kelapa sawit menggunakan dosis 20 liter per aplikasi. 1 liter pupuk biokonversi diencerkan pada 35 liter air kemudian diaplikasikan pada tanaman.
  5. Tanaman teh menggunakan dosis 20 liter per aplikasi. 1 liter pupuk bikonversi dicampurkan dengan 35 liter air lalu diaplikasikan pada tanaman.
Catatan: Dosis tersebut di atas untuk lahan seluas 1 Ha.

  • Waktu Aplikasi

Waktu aplikasi pupuk Biokonversi juga tentunya perlu menjadi perhatian agar tidak salah dalam penggunaannya. Aplikasi pupuk Biokonversi dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 08.00 atau sore hari mulai pukul 16.00. Waktu aplikasi tersebut dipilih agar kandungan bakteri dalam pupuk tersebut tidak langsung mati terkena paparan sinar matahari secara langsung setelah aplikasi.

  • Interval Aplikasi

Interval aplikasi atau jarak aplikasi juga harus diperhatikan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa kali melakukan pemupukan pada tanaman yang dibudidayakan. Terkait jarak aplikasi ini juga berbeda-beda tergantung pada jenis tanamannya.

Untuk tanaman pangan aplikasi dilakukan setiap 2 minggu sekali selama masa tanam atau sampai tanaman berbunga atau memasuki fase generatif. Tanaman buah semusim perlu aplikasi setiap 1 bulan sekali. Sementara untuk tanaman buah tahunan dan tanaman perkebunan aplikasi dilakukan 1 bulan sekali. Pada tanaman kelapa sawit aplikasi dilakukan setiap 6 bulan sekali. Tanaman teh aplikasi dilakukan setiap 1 bulan sekali.

Selain menggunakan pupuk Biokonversi sebagai perawatan tanaman selama masa tanam, pupuk organik cair ini juga dapat digunakan untuk perendaman benih. Caranya adalah dengan mengencerkan 100 Ml pupuk biokonversi ke dalam 10 liter air, lalu digunakan untuk merendam benih selama 24 jam sebelum disemaikan. Tujuan perendaman benih ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit tular bibit dan memberikan nutrisi awal pada benih agar bisa tumbuh dengan baik.

Lihat Juga: Kandungan Pupuk Biokonversi.

Demikianlah ulasan tentang Cara Aplikasi Biokonversi pada berbegai jenis tanaman. Semoga bisa membantu anda dalam menggunakan Pupuk Biokonversi dengan benar. Temukan juga informasi dan Tips Pertanian lainnya pada postingan berikutnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama